Pemilu Legislatif 2009 Tinggal Menghitung Hari

Saya seringkali was-was setiap pulang kerja, saat kampanye partai-partai peserta Pemilu 2009 tengah berlangsung hari-hari yang lalu. Sebabnya sederhana, tapi sebenarnya rumit, yaitu arak-arakan pengendara motor lengkap dengan atribut partai masing-masing, sesuai dengan jadwal kampanye partai saat itu. Dan di sini letak kerumitannya: seringkali pawai motor partai politik peserta Pemilu 2009 ini menjadi penyebab utama kemacetan lalu lintas. Dan mereka seakan-akan menjadi penguasa jalanan saat berpawai. Tidak ada aturan lalu lintas yang berlaku. Untungnya, hal itu sudah berakhir. Karena sekarang telah memasuki masa tenang menjelang Pemilihan Umum (PEMILU) 2009 untuk Legislatif, yang akan dilaksanakan 9 April 2009 yang akan datang.

Yups, Pemilu sudah menjelang kita. Sudahkah sobat-sobat memiliki dan menetapkan, ke partai yang mana suara sobat akan dipercayakan. Gambar partai peserta Pemilu 2009 atau gambar caleg mana yang akan sobat contreng? Semoga kita semua menunaikan haknya sesuai dengan sebagaimana hak itu hendaknya ditunaikan. 

Golput? Waktu mahasiswa dulu pernah sekali saya lakukan. Setelah itu, perasaan menyesal muncul juga. Karena harus menunggu lima tahun lagi untuk bisa ikut Pemilu berikutnya dan memberikan suara. Mengapa menyesal pernah Golput (golongan putih)? Karena jika konsekuen dengan tindakan ini, maka saya sama sekali tidak punya hak untuk melakukan, menyampaikan, mengeluarkan segala jenis kritikan apa pun kepada kebijakan pemerintah, atau produk legal formal lembaga legislatif selama 5 tahun pasca Pemilu itu. Kesannya nggaya, ya.... Sebenarnya tidak juga, karena ini sesuatu yang logis-logis saja.

Jika saya telah memilih dalam Pemilu, minimal --jika diperlukan-- kelak saya bisa mengkritik partai atau orang kepada siapa hak pilih/suara saya berikan pada saat Pemilu, jika ternyata ada kebijakan atau aturan yang menggelitik rasa keadilan rakyat. Tidak bisa mengkritik melalu media massa, minimal setidaknya saya bisa menuliskan kritik saya di blog ini. Entah pun tidak ada anggota dewan yang membacanya. ( Terkesan harapan yang penuh mimpi..!! )

Saya pikir, sudah saatnya saya mengambil peran dan tanggung jawab dalam kehidupan berbangsa dan bertanah air. Dan Pemilu 2009 menjadi momentum yang tepat untuk memulainya. Tentu saja tidak dengan cara mencalonkan diri sebagai Caleg di Pemilu kali ini (karena saya belum mampu untuk itu, secara finansial maupun kemampuan kepemimpinan manajerial), tetapi dengan cara menunaikan hak suara dan memberikannya kepada caleg atau partai Pemilu yang ide dan aspirasinya sesuai dengan ide dan aspirasi saya pribadi.

Teringat kembali SMS yang masuk 3 hari yang lalu. SMS dari KPU (Komisi Pemilihan Umum) yang masuk ke HP saya.  Begini tertulis:

KPU
04-Apr-09 10:59 
Ingat 9 April 2009, bagi yang telah mendaftar di DPT silahkan datang ke TPS dan berikan suara anda dengan tanda centang (V) di surat suara

Thanks KPU, telah mengingatkan saya untuk Pemilu putaran pertama besok. Tanpa dikirimi SMS seperti ini pun, niat saya telah bulat untuk tidak melakukan Golput. Biar tercipta juga sebuah ruang, di mana saya bisa mengisinya dengan masukan dan kritikan atas apa pun juga, terutama yang terkait dengan kehidupan kebangsaan. Meski dalam skala kecil, walau dalam wadah sederhana, sesederhana blog sederhana ini.

Pemilu Legislatif 2009 tinggal menghitung hari. Siapkan diri kita untuk berpartisipasi aktif dalam menentukan perjalanan bangsa ini 5 tahun ke depan. Hidup Pemilu!!!