Menghayati Makna (Hari Raya) Qurban Atau Idul Adha

Posted by adeska on 08 Desember 2008

Sejak maghrib tadi malam, hingga tiga hari setelah hari ini, Senin 8 Desember 2008, umat Muslim sedunia melaksanakan Hari Raya Qurban (Idul Adha). Hari raya yang ditandai dengan pemotongan hewan qurban, entah unta, kambing, sapi, kerbau, atau pun domba. Namun demikian, di balik prosesi pemotongan hewan qurban tersebut, terkandung nilai kesejarahan yang mengabadi dan nilai-nilai spiritualitas yang kuat mendasarinya.

Di zaman Nabi Adam AS, qurban dijadikan batu ujian dalam menyelesaikan 'sengketa' dua bersaudara, Habil dan Qabil. Dan qurban yang diterima adalah qurban-nya Habil, karena Habil mengurbankan hewan yang terbaik dengan hati tulus ikhlas. Sementara Qabil, berkurban karena dilandasi ingin mengalahkan saudaranya Habil dan demi kepentingan dirinya pribadi. Allah menerima perwujudan qurban Habil. Peristiwa ini mengisyaratkan untuk memberikan yang terbaik dan melandasinya dengan keikhlasan hati.

Di masa Nabi Ibrahim AS, Allah memerintahkan kepada beliau untuk mengurbankan anaknya terkasih Ismail AS. Tanpa ragu, dan setelah mendapat persetujuan langsung dari Ismail AS, prosesi qurban dilaksanakan. Saat pedang yang sangat tajam telah diletakkan di tenggorokan Ismail dan prosesi qurban akan dimulai, Allah SWT menggantinya seketika dengan seekor hewan qurban yang gemuk. Nabi Ibrahim AS dan Nabi Ismail AS, lulus dari ujian cinta dan keterikatan duniawi. Cinta kepada Allah, ketaatan dan pengabdian kepada Allah SWT diletakkan segalanya di atas cinta kepada apa pun dan siapa pun juga di dunia ini. Allah SWT menjadi muara awal dan akhir kehidupan. Ini menjadi salah satu hikmah dari peristiwa ini.

Nabi Muhammad SAW, setiap hari Idul Adha membeli 2 ekor domba gemuk, bertanduk dan berbulu putih bersih. Setelah mengimami sholat dan berkhutbah, beliau melaksanakan sendiri prosesi qurban. Saat domba pertama dibaringkan untuk disembelih, beliau berkata "Ya Allah, terimalah ini dari Muhammad dan ummat Muhammad", lalu menyembelih hewan itu. Kemudian mengambil domba satunya, membaringkannya dan berdoa "Ya Allah, terimalah ini dari umatku yang tidak mampu ber-qurban".(HR Ahmad, Ibnu Majah, Abu Dawud, Al-Turmudzi, dan lain-lain). Sebagian daging untuk Rasulullah dan keluarga beliau, sedangkan sisanya semuanya dibagikan kepada orang-orang miskin. Melalui ibadah qurban, Baginda Nabi Muhammad SAW mendidik dan mengisyaratkan kepada kita semua, agar memperhatikan, peduli, dan mau berbagi kepada sesama manusia, terlebih lagi kepada yang hidupnya dalam kesempitan, lara papa.

Secara harfiyah, qurban berasal dari kata qarraba yuqarribu, yang bermakna "mendekatkan". Makna "mendekatkan" dimaksudkan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT, dengan melaksanakan segala syariat dan perintah-Nya, dan dengan mendekatkan diri kepada sesama manusia terkhusus lagi kepada mereka yang sengsara.

Berbeda dengan ritual persembahan pada agama lain, dalam Islam daging qurban bukanlah untuk Tuhan. Allah SWT tidak makan dan minum. Daging qurban, sebagian dinikmati oleh pelaku qurban, dan sebagian besar lainnya ditujukan untuk fakir miskin. Tidak sekerat daging pun diberikan kepada Tuhan YME.

"Daging-daging unta dan darahnya itu sekali-kali tidak dapat mencapai (keridhaan) Allah, tetapi ketakwaan dari kamulah yang dapat mencapainya. Demikianlah Allah telah menundukkannya untuk kamu supaya kamu mengagungkan Allah terhadap hidayah-Nya kepada kamu. Dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang berbuat baik". (Al Hajj [22]: 37).

Artinya, bukan daging dan darah hewan qurban yang sampai ke hadirat Allah, melainkan ketaqwaan, ketaatan dan keikhlasan niat pelaku qurban yang akan mendapat keridhoan dari Allah SWT.

Lalu, bagaimana menghayati makna Idul Qurban dalam kehidupan kita?

Menjadikan Allah SWT sebagai tujuan awal dan akhir kita, serta mewujudkan rasa taqwa, cinta dan kasih itu ke dalam kehidupan nyata, kepada alam semesta dan sesama manusia, dapat menjadi perwujudan nyata dari karakter yang dibangun oleh semangat dan jiwa qurban ini.

Selamat melaksanakan Hari Raya Idul Adha 1429 H.

Note:
Terkait semangat qurban, ada tulisan dari bro Ifoell yang layak Anda simak. Silahkan klik di sini.

Digg Del.icio.us StumbleUpon Reddit RSS

{ 10 comments... read them below or add one }

Anonim mengatakan...

wah dapat ilmu pengetauan nih pagi2..makasih bang ulasannnya :D

Anonim mengatakan...

terima kasih atas apresiasinya, Kang Noval.

Anonim mengatakan...

Met idul adha juga

Anonim mengatakan...

Thanks for the link post...
smoga kita bisa memaknai dan meledani kebesaran jiwa dan keikhlasan hati Nabi Ibrahim as

Anonim mengatakan...

@ Edi Psw
Selamat Idul Adha juga. Terima kasih telah mampir. :)

@ Ifoell
Terima kasih kembali. Maaf nge-link tanpa ijin terlebih dahulu. Peace ya... :)

Jaloee mengatakan...

Secara harfiyah, qurban berasal dari kata qarraba yuqarribu..

wah makacih banguet bang atas istilah dan definisi ttg qurban

Anonim mengatakan...

Sama2, kang JALOE.
Terima kasih juga sudah mampir di blog ini.

Anonim mengatakan...

SEGENAP CHIBOGACREW MENGUCAPKAN
SELAMAT HARI RAYA IDUL ADHA 1929 Hijriah

blom telat kan???

Anonim mengatakan...

@ budi tarihoran
terima kasih. Selamat Idul Adha 1429 H juga. :)

MustBhagoezt mengatakan...

ijin comot tulisannya dikit ya om... :D

Posting Komentar

Terima kasih atas kunjungan Sobat Blogger semua. Komentar Anda, mempermudah saya berkunjung balik.
So, silahkan isi lengkap URL Anda dengan format http://www.domainAnda.com.
Matur nuwun.