Blog Maintenance: Analisis (Teliad) Mengenai Jatuhnya Google PageRank Saya

Entah ini bisa disebut sebagai analisis atau bukan terkait perubahan PageRank yang saya alami. Namun saya hanya ingin mencoba berbagi pandangan, kemungkinan penyebab jatuhnya Google PageRank blog adeshendra.com ini. Kira-kira apa yang menjadi sebab utama merosotnya ranking PageRank blog ini.

Memang saya akui, bahwa Google PageRank bukanlah satu-satunya tujuan yang ingin dicapai dalam aktivitas blogging. Masih banyak hal lain yang nilainya lebih dari sekedar PageRank ini. Pertemanan, berbagi ilmu dan opini atas segala hal, mencari dan sharing pengalaman, wadah curhat, ajang pelatihan (potensi) jurnalistik, media ekonomi, dan tujuan lainnya. Dalam perjalanan/kembara blogging (blogging adventure), tujuan-tujuan ini akan menemukan jalannya masing-masing. Namun demikian, jika blog juga ditujukan sebagai media ekonomi (berpotensi sebagai mata pencaharian), nilai PageRank menjadi sesuatu yang sangat bernilai dirasakan. Ada posisi tawar yang lebih bagi sebuah blog dengan PageRank di atas nol (0), untuk ikut bermain dalam hal internet business atau MMO (make money online). Sehingga terkadang muncul situasi kecemasan bila PageRank blog turun atau hilang di saat proses MMO ini (kondisi ini bisa disebut dengan istilah PR whoring blog). 

Kembali ke topik bahasan, yaitu mengenai analisis jatuhnya Google PageRank blog saya ini, saya kutipkan e-mail yang saya terima dari Teliad terkait masalah ini:

Links are the basis for the Google index and are hence necessary for Google. The main factor for the ranking algorithm is based on text links. However, it is very hard to determine whether a link has been bought or naturally set. How should Google determine that? This can only be done on the basis of a certain pattern.

Dijelaskan bahwa salah satu asas proses indeks yang dilakukan Google adalah berdasarkan teks link. Meskipun terlihat sulit untuk menentukan mana yang termasuk dalam jual beli link dan mana link yang diatur secara alami (lewat link exchange, misalnya), namun Google memiliki banyak perangkat pola untuk melakukan penilaian terhadap link-link yang ada. (Hem, hem, hem, jadi teringat jika bulan Februari kemarin, sedemikian banyak links yang dipaksakan tertanam di sini melalu program review yang saya ikuti. Belum lagi yang TLA :) ).

If, for example, a webpage has a very large number of outbound links (in the footer or in a simple link list) that are irrelevant to the content and are constantly changing, it is relatively easy for the Google algorithm to detect that a page is probably selling text links. For this reason the excessive sale of text links in not recommended.

Di bagian ini disebutkan, algoritma Google akan sedemikian mudah mendeteksi jual beli teks link melalui banyaknya outbound links (link keluar atau link yang mengacu ke alamat website lain) yang tidak sesuai dengan isi blog kita. Sehingga tidak disarankan link keluar (jual beli link) yang terlalu banyak. (Perhitungan berapa banyak jual beli link yang dilakukan, tidak dijelaskan oleh Teliad).

Kesimpulan saya dalam analisis terkait jatuhnya Google PageRank blog ini adalah bahwa salah satu dasar indeks algoritma ranking Google adalah link-link yang ada dalam suatu blog dan perlunya relevansi konten dalam proses tukar-menukar link serta pengaturan jumlah outbound link yang kita miliki.

Sobat-sobat blogger berkenan menambahkan hal-hal lain yang kiranya berpengaruh terhadap Google PageRank? Saya tunggu diskusinya. Terima kasih.