"Jika ditanya, apakah engkau (ades) siap berpisah dengan yang engkau sayangi dan engkau cintai? Maka saya akan menjawab: "Ya Allah, beri hamba waktu untuk penangguhan rencana-Mu itu. Sebab saya masih terus belajar menyiapkan diri untuk itu...". Terima kasih Ya Allah, ....atas semua kesempatan ini".Sabtu kemarin (1 Agustus 2009) saya mendapat telpon dari isteri yang libur kerja. "Nayra kesetrum tiang pagar. Untungnya tidak apa-apa, hanya menangis keras. Sedangkan mama-nya (inang asuh anak kami), sempat kesulitan melepaskan tangannya dari pagar yang ternyata ada aliran listriknya". Dunia terasa bergetar hebat!
Investigasi lewat hp-pun kulakukan. Bagaimana keadaan Nayra? Tadi menangis demikian keras. Antara kaget tersetrum dan rasa sakit yang dirasakan tangan yang memegang. Sedangkan mama-nya, masih terduduk lemas setelah berhasil melepaskan tangan dari pagar dengan cara menendang keras pagar rumah. Tangan yang memegang pagar ada bekas merahnya. Alhamdulillah, semuanya tidak apa-apa.
Di kantor, sempat tercenung dan perasaan resah muncul. Pagar besi. Lampu penerangan yang menempel di bawahnya. Astaga, kenapa tidak terpikirkan dari dulu ya!!! Bukankah besi penghantar listrik yang baik diantara penghantar listrik lainnya. Astaghfirullah.... bergidik hati kala membayangkan hal yang tidak-tidak.
Jika Allah tidak melindungi Nayra.....apa yang terjadi bisa ditebak.
Jika Allah tidak melindungi inang asuh kami....tebak apa yang bisa terjadi.
Nau'dzubillaahi min dzaalik.... Alhamdulillaah, Allahu Akbar.
"Ya Allah, beri hamba waktu untuk penangguhan rencana-Mu itu. Sebab saya masih terus belajar menyiapkan diri untuk itu...". Terima kasih Ya Allah, ....atas semua kesempatan ini".
Nb. : bagi yang memiliki pagar besi dan meletakkan lampu penerangan padanya, luangkan waktu untuk mencek instalasi listriknya apakah masih baik (tidak ada kabel yang cacat) atau mulai mempertimbangkan untuk memindahkan lampu penerangan ke tempat lain. Agar yang saya alami ini tidak terjadi pada yang lain. Terima kasih telah membaca posting ini.
{ 11 comments... read them below or add one }
begitu semestinya... dan begitu seharusnya;
sebagai orang tua harus memulai sejak dini menanamkan rahmah Allah dalam kehidupan keluarga; mari kita belajar banyak dari kasus-kasus yang menimpa keluarga dan diri kita.
assalamualaikum,
ungkapan bersyukur yang menarik mas,sy memahami deskripsi diatas sebagai sebuah renungan bagi kita semua.
wassalam
Hidup adalah nikmat Allah yang harus di syukuri... btw.. sorri link baru kepasang...
ikut prihatin kang...nay gpp kan?..smg bs lbh hati2 lg dan mawas dengan lingkungan sekitar kita..btw: ane dl jg prnh kesetrum..mmg rasanya jd pusing ya...cukup sekali aja dah..he3
@ munawar am: setiap peristiwa selalu bermakna hikmah. semoga kita selalu sanggu 'memunguti' hikmah yg berserak di bumi Allah ini. amin.
@ Neng Rara: Wa'alaikumsalam. Iya, neng Rara. ini ungkapan syukur dan smoga jd bahan renungan (dan sikap waspada) bagi kita semua.
@ Ali Mas'adi: setuju, Kang!
@ Abi Nasywa: iya, kang Azzam. Alhamdulillah, Nay ndak apa2, dan kami masih dipertemukan-Nya. Alhamdulillah. Bagaimana kabar keluarga di Ciamis? tolong doa buat kami sekeluarga, ya.. :)
Untung ga pa2 ya mas, mmng kita kadang slalu terlambat berbuat, setelah smua terjadi baru kita menyesali, nyambung ga sih hehe, thanks infonya
Semoga kondisi Nayra sudah jauh lebih baik, kang..
Alhamdulillah dan lebih baik diangkat saja lampu itu apalagi jika hujan turun dan tentu di rumah kang Ades ada anak kecil
A adedosol: Alhamdulillah semua selamat. memang harus selalu waspada dan eling kondisi.
@ abbie: Trima kasih kang Abbie.
@ Abi: sudah langsung dipindah, kang Abi. biar safety dan kejadian yg sama tidak terulang lagi.
hati2 mas..
rasa syukur memang harus sllu kita panjatkan..
@ Aguy: setuju, mas Agus. thanks.
Posting Komentar
Terima kasih atas kunjungan Sobat Blogger semua. Komentar Anda, mempermudah saya berkunjung balik.
So, silahkan isi lengkap URL Anda dengan format http://www.domainAnda.com.
Matur nuwun.