Bersyukur dalam Musibah

Posted by adeska on 19 Oktober 2008

Kebetulan saya belum menonton film yang salah satu aktornya Aming, yaitu film dengan judul provokatif dan membuat penasaran: Doa yang Mengancam. Tapi pagi ini, saya dan keluarga melakonkan salah satu frame kehidupan nyata, yang berjudul Bersyukur dalam Musibah. Penulis naskah skenario dan sekaligus sutradara film ini adalah Yang Maha Mengetahui dan Maha Menguasai Hidup hamba-hambaNya ini. Kami hanyalah aktor dan aktris yang menjalankan arahan Sang Sutradara Hidup. Sembari terus berharap, apa yang kami jalankan adalah sesuai dengan Jalan-Nya dan Kehendak-Nya.

Minggu pagi, 19 Oktober 2008, lk. pukul 08.45 WIB. Setelah membeli susu formula untuk Nay anak kami, saya diajak isteri untuk ke pasar Beringharjo. Seperti hobby saya berkendara selama ini, jalan yang saya pilih adalah jalan alternatif, jalan kampung, yang lalu lintasnya sepi. Bertiga kami menyusuri jalan Nagan, jalan di sisi sebelah barat Alun-alun Selatan Yogyakarta.


Saat bertemu pertigaan pertama di Nagan, saya ambil alternatif jalan belok kanan, tidak terus lurus. Perlahan saya menuju ke tengah jalan dengan sebelumnya menyalakan lampu sein kanan. Saat mau berbelok…..nnngggiiiittt, gubrakkkkk!!!!!!. Ternyata dari sisi kanan saya, ada motor yang nyalip seenaknya!! Stang saya kesenggol sisi kiri belakang motornya, saya hilang keseimbangan dan ……kami terjatuh, mengikuti motor kami yang ambruk. Nay menangis meraung-raung. Istriku pucat pasi. Dan saya sendiri, tangan dan kaki gemetaran tanpa henti! Penduduk kampung yang dekat dengan lokasi kami terjatuh, pada berdatangan memberikan pertolongan pada kami sekeluarga. Ternyata, orang yang nyenggol kami pun, ikut terjatuh setelah motornya menyenggol motor kami.

Pria itu usianya tidak beda jauh dengan usia saya. Yang pasti, setelah terjatuh juga, ia ikut ke pinggir pertigaan jalan dan langsung menelpon temannya untuk memberitahukan ia harus tertahan dulu karena ada kejadian ini. Kelihatannya ia agak terburu waktu.

“Bapak, Anda salah, baru ngasih lampu sein saat akan belok kanan!”, orang itu langsung melontarkan argumennya ke saya. Eits, pria itu langsung memojokkan saya. Tidak saya tanggapi langsung. Setelah memastikan isteri dan anakku kondisinya tidak apa-apa (“hanya” shock dan tergores/agak memar di beberapa bagian kaki dan tangan), baru saya balas argumennya: “Anda yakin begitu, Mas?! Saya tidak lupa, saya sudah ngasih sein kanan, posisi motor saya pun jelas-jelas mengarah ke tengah kanan untuk berbelok. Ini jalan kampung, banyak polisi tidurnya pula, tapi kenapa Anda ngebut di sini!!"

Entah karena argumen saya, atau karena keyakinan saya yang yakin tidak salah dalam musibah ini atau karena ia sadar diri, pria itu tidak melanjutkan perdebatannya. Dan mengajak saya untuk ke rumahnya yang ternyata tidak jauh dari lokasi kejadian. Tapi istri saya menolak, pun saya ingin segera pulang ke rumah untuk menenangkan shock karena peristiwa ini. Akhirnya pria itu memaksa kami, tidak untuk ke rumahnya, tetapi menemani kami untuk pulang ke rumah kami. Dia juga menawarkan untuk membonceng isteri dan anak saya, yang langsung kembali ditolak isteriku.

Singkat kisah, sampai di rumah, kami berbincang kecil soal kejadian tadi, saling bertukar nomor telpon dan saling meminta maaf atas terjadinya kejadian di pertigaan Nagan tadi. Dan ia pun menekankan, bahwa dalam musibah ini tidak ada pihak yang salah atau pihak yang benar? Lalu, yang ada apa, Mas? ( wakakakaakkaakk, lucu juga logikanya orang ini! ).

Jauh di lubuk hati, saya sangat bersyukur dalam musibah ini. Karena, yang penting isteri dan putri saya tidak terkena akibat buruk dalam kejadian itu. Ini sudah cukup bagi saya. Dan saya sungguh bersyukur atas hal ini. Bersyukur atas segala karunia yang telah, yang selalu, dan yang akan dianugerahkan kepada kami semua. Alhamdulillah ya Allah.

Note: 
Saat parkir di depan rumah, di dashboard motornya, sekilas sempat saya baca sebentuk stiker bertuliskan “Keluarga Besar Jaksa RI – Yogyakarta”. Woow!! Ini berarti, bisa jadi, pria ini atau keluarganya adalah orang-orang yang mengerti hukum.

Digg Del.icio.us StumbleUpon Reddit RSS

{ 13 comments... read them below or add one }

Imnoval mengatakan...

nah itu dia kalau kita itu ga hati2 dijalan apa lagi ngebut-ngebutan....tapi ngomong ada yang baru nih...*sambil lirak-lirik* memang bang hendra sip deh....

Anonim mengatakan...

Mmg sich, tp beda crita kl kita sudah hati2 tp pengendara lainnya tidak spt kita.

hehehehe, kang Noval emang jeli. ada 'sedikit' perubahan pada blog ini. ganti suasana sejenak! :)

Anonim mengatakan...

wah untung mas dan keluarga ga knapa2

Anonim mengatakan...

@ Malapu
Alhamdulillah, kami sekeluarga tidak apa2, mas Malapu. :)

Anonim mengatakan...

Alhamdulillah,masih diberi keselamatan dan kesehatan pada keluarga Abah..memang semua g bisa diprediksi, walopun udah nge-sent,atopun melambaikan tangan.pasti ada pelajaran yang dipetik dari kejadian itu Bah. sebenarnya semua orang kalo memang salah ya mengakui salah, nggak pandang keluaga jaksa atopun apalah. kesadaran diri penting..semoga selalu diberi keselatan dan kesehatan amin. thoad

Anonim mengatakan...

assalamualaikum....
wuih.. siska & nayra gpp kan, Des. btw makin oke aja nih. siiip.
ssstt... keasyikan ngeblog, jgn korupsi jam kerja lo ya :) he..he.. cuma guyon

maap, blm bisa bikin situs sendiri
salam,
fuad catergosh

Anonim mengatakan...

@ Thoad
Alhamdulillah semua ndak papa, kang. Setuju dengan kang Thoad: Kesadaran diri itu penting. Terima kasih untuk doanya. Salam utk keluarga di Blora ya.!

@ Fuad Catergosh
Wa'alaikum salam. Alhamdulillah, Siska Nayra tidak apa2. Hanya shock/kaget, dan sedikit lebam di beberapa bagian tubuh. Trims sudah diingatkan, sebisanya ngepaskan waktu istirahat utk ngeblog, ben ndak korupsi waktu. Hehehee
Kapan kita bikin Joomla!-nya Catergosh? Smg bisa kita wujudkan ya. Trims sudah mampir, Fu. :)

Anonim mengatakan...

Alhamdulillah...begitu baca posting ini saya langsung ge-roll ke bagian berita anaknya...syukur gak papa ya mas...

Anonim mengatakan...

@ Suamimalas
Syukur Alhamdulillah. Setelah kejadian itu, semoga saya makin menghargai dan memaknai anugerah kehidupan ini.
Trima kasih sudah mampir Kang. :)

Anonim mengatakan...

tiap kejadian pst ada hikmah dibaliknya..untg kang ades gak kyk aming di dlm film itu yah...salam bwt nay dan ibunya (mas zan)

Anonim mengatakan...

@ Mas Zan - ritmehati.wordpress.com
Betul kang Zan, setiap peristiwa pasti ada hikmahnya. Katanya Aming disamber petir ya? Walah..walah, apa karena Doa yang Mengancam itu ya?

Anonim mengatakan...

Alhamdulillah yang utama anak istri selamat itulah yang terpenting.

Anonim mengatakan...

Alhamdulillah. Betul kang Abi.
Ini yang terpenting. Thanks sudah mampir ya. :)

Posting Komentar

Terima kasih atas kunjungan Sobat Blogger semua. Komentar Anda, mempermudah saya berkunjung balik.
So, silahkan isi lengkap URL Anda dengan format http://www.domainAnda.com.
Matur nuwun.