Penyerobot Antrean Itu!

Posted by adeska on 05 Oktober 2008

Ini pengalaman saya waktu ikut isteri mencari beberapa bahan untuk persiapan mudik dan lebaran akhir bulan September 2008 kemarin. Terjadi dalam sebuah supermarket di daerah Bulaksumur UGM. Karena baru ada waktu (dan biaya) di akhir bulan itu, jadinya kami baru bisa berbelanja saat itu. Dan biasanya, tanggal 25 ke atas, pengunjung yang berbelanja di sini meningkat dan membludak. Saya dan istri tidak dapat menghindarkan diri dari barisan antrian saat di kasir.

Setelah ke sana dan ke sini mencari dan memasukkan ke trolli, melengkapi apa yang dibeli sesuai dengan daftar barang yang tertulis, saya pun ikut antre di kasir. Saat pengantri di depan saya akan beranjak pergi, tiba-tiba: BRUK! Dari sisi kanan kasir, ada seorang bapak (setengah baya) yang melemparkan belanjaannya ke meja kasir. Saya perhatikan, belanjaannya dua kain pel yang agak tebal. Saya kaget, demikian juga si mbak kasir. Saya pandangi wajah bapak itu. Cuek dan tanpa ekspresi bersalah!

Untungnya (untung!!!), sore itu saya tengah dan masih berpuasa. Kalau tidak, saya akan tetap ngotot dengan urutan antrean saya. “Belanjaan Bapak, mana?”, tanya si mbak kasir ramah ke saya. Wah, untung si mbak kasir tegas dan konsisten dengan sistem antrean yang mereka terapkan! Akhirnya, dengan sok bijak :), saya katakan ke mbak kasir, “Sudah mbak, biar bapak itu dulu saja didahulukan!”. Entah ini bentuk lain yang halus dari “kemangkelan” ke bapak itu, atau memang saya mengalah dan memberikan hak antrean ini ke bapak itu. “Bapak, kalau membayar dan antri, ke sebelah sini!”, tegas si mbak kasir kepada bapak itu.

Bapak itu akhirnya berpindah ke sisi kiri kasir. Waktu melewati saya, pundak saya ditepuk, dan berkata “Maaf, dan trima kasih ya mas”. Entah apa maksudnya. Tapi saya menangkap, mudah-mudahan si bapak menyadari kekeliruannya, memahami apa itu makna terdalam proses mengantri dan menghargai hak orang lain saat mengantri. Semoga. (Terima kasih kepada mbak kasir yang telah bertindak tegas!).

Saya beberapa kali mengalami hal serupa, diserobot dalam antrean, di lain waktu dan lain tempat. Sehingga sering membatin, budaya antri mungkin memang masih harus menunggu 5 atau 7 tahun lagi untuk bisa mengakar dan membudaya di kalangan Orang Indonesia. :) :(

Digg Del.icio.us StumbleUpon Reddit RSS

{ 15 comments... read them below or add one }

Anonim mengatakan...

kemaren aku juga jadi korban gituan.... untung gw msh sabar..halah...hehehe

Toni Blog mengatakan...

wah musti lebih waspada pas mudik

Anonim mengatakan...

Hahaha memang sudah sifat org kita maunya menang sendiri hihihi

Anonim mengatakan...

Kalau saya biasanya akan tegur orang tersebut agar orang tersebut sadar bahwa dia tidak bisa seenaknya melanggar peraturan

Anonim mengatakan...

yang paling nyebelin orang yang suka nyerobot pas macet mas, mereka bikin macetnya tambah parah, pas saya lagi jalan2 kemarin kejadian soalnya, untung ada pak polisi, tuh orang ditegur dan dikasih pengarahan, lha macetnya nyampe 4 Km, eh dia malah bikin runyam...

Anonim mengatakan...

@ Rizoa
sabar..sabar, orang sabar disayang Tuhan YME. Di lain waktu, kadang 'kesalahan' orang perlu ditunjukkan, biar nyadar klo dia salah.

@ Tony
betul kang Tony, musti waspada, sabar, dan sehat lahir batin saat mudik.

@ Nias Zalukhu
Yah, begitulah orang2 kita, mas Panda. Kira2, kapan kita orang mau berubah ya?

@ Abi Bakar
Setuju kang Abi, menegur dan bertindak tegas perlu dilakukan agar si pelanggar nyadar atas kekeliruannya.

@ Danu
nyerobot kesannya mau menang sendiri, dan melupakan keamanan, keselamatan dan hak-hak orang lain. perlu ditindak tegas itu orang.

Anonim mengatakan...

sama mas saya juga kemaren diserobot. si bapak hanya beli 1 penutup galon air mineral aja. kasihan jg kl antri dari belakang hanya untuk 1 item barang. lagian bapaknya minta maaf kalo nyela, krn itu barang kelupaan, dia udah belanja tadinya hehe. saya bilang aja, "kl saya sih gk masalah pak, tapi yg antri dibelakang saya ini gimana ? " :D

Anonim mengatakan...

Orang kaya gitu merusak sistem dan tatanan sosial...

Anonim mengatakan...

he..he... sabar ya om.... sabar.....

betewe

TAQABBALALLAHU MINNA WA MINKUM TAQABBAL YA KARIM. MINAL AIDIN WAL FAIZIN. MOHON MAAF LAHIR DAN BATIN YAAAA.... MULAI DARI NOL YA... HE..HE...

Anonim mengatakan...

@ Tipis
Kadang kl ngadepin kondisi semacam ini, saya agak kasihan juga. Tp kembali ke si bapak tadi, mgkin belanjanya tanpa catatan/perencanaan belanja. Juga kasihan orang yg antri di belakang kita. Ikuti saja sistem antri yg berlaku.

@ Blogicthink[dot]com
Betul, kang. sistem antri dan "tatanan sosial" bisa goyang karenanya.

@ Masenchipz
Sabar...sabar. Semoga dengan sabar dan pengertian kita semakin disayang Tuhan YME.
Minal Aidzin wal Faizin, Mohon Maaf Lahir & Batin Masenchipz.

Anonim mengatakan...

Mudah-mudahan itu adalah seorang utusan yang sedang menguji kesabaran orang yang berpuasa, manteb banget ikhlasnya Mas... :)

MG-DK mengatakan...

ada kemiripan... seperti yang saya alami...
tp yakin dan percaya pasti kesemuanya itu ada hikmahnya

Anonim mengatakan...

@ Sapimoto
"...menguji kesabaran orang yang berpuasa,....", wah dalem banget maknanya. Trims sudah mampir Sapimoto.

@ Abdul Munir
betul kang Munir. di balik semua ini ada pelajaran dan hikmah yang bisa kita ambil.
Trims sudah mampir.

Anonim mengatakan...

sabar sabar tapi kalo diserobot pinginnya marah dan tidak sabar orang itu yang tak tahu malu dan sopan santun menyerobot g boleh kecuali kepepet byme

Anonim mengatakan...

@ byme: kadangkala antri pun perlu ditegakkan. makanya saya seringkali bersikap tegas bila ada penyerobot antrean. entah itu orang tua, anak muda, atau siapa pun. :)
Itung2 beramal dengan mendidik orang lain.... :)

Posting Komentar

Terima kasih atas kunjungan Sobat Blogger semua. Komentar Anda, mempermudah saya berkunjung balik.
So, silahkan isi lengkap URL Anda dengan format http://www.domainAnda.com.
Matur nuwun.