Gantungkan Cita-Citamu Setinggi Langit (1)

Posted by adeska on 15 November 2008

"Gantungkan cita-citamu setinggi langit", kalimat ini sudah diperdengarkan kepada saya, waktu saya di bangku Sekolah Dasar dulu. Jadi sudah lumayan lama. Hanya saja saat itu, kepada saya hanya 'diperdengarkan' untuk menggantungkan cita-cita setinggi langit, tidak ada penjelasan lebih jauh atas makna kalimat ini. Apa karena waktu itu usia kami masih anak-anak, sehingga sang guru merasa belum perlu memberikan penjelasan maknanya kepada kami ya? Namun yang pasti, kalimat ini kembali terbersit dalam benak saya akhir-akhir ini. Dan, oalahhhh, jadi nyadar, semakin bertambah umur kok semakin lupa dan semakin jauh dari keberanian untuk bercita-cita dan kemudian mewujudkannya ya? Apa karena pikiran ini sudah sedemikian terbelenggu dengan rasa TAKUT GAGAL? Atau karena keberanian untuk menetapkan cita-cita setinggi mungkin, telah tergerus pengalaman hidup, pengetahuan dan waktu? Apa pun alasan yang muncul, saya menyadari, pada akhirnya ini semua berpulang kembali kepada diri sendiri.

Jika waktu dulu cita-cita itu lebih mengarah pada kata MENJADI, dan difokuskan kepada profesi atau jenis pekerjaan tertentu, setelah dewasa ( ceileee, emang udah dewasa dikau!!?? ), menurut saya pemaknaan cita-cita bermetamorfosa menjadi harapan yang ingin direngkuh. Gagasan yang ingin dimanifestasikan dalam perbuatan. Nilai-nilai langit yang dicarikan cara untuk membumi.

Cita-cita, apa pun jua bentuknya, akhirnya menjadi korelasi, kombinasi, dan interaksi antara dua hal: apa yang ingin diwujudkan dengan apa bentuk perwujudannya. Dan ternyata, ada hal ketiga yang tidak bisa kita abaikan begitu saja, yaitu faktor NASIB.

Anda sudah memiliki cita-cita? Jika belum, maka saya sarankan, milikilah cita-cita mulia itu. Peganglah ia erat-erat seperti engkau tengah menggenggam sejumput bulir beras di musim paceklik, yang akan engkau masak untuk makan anak-anakmu. Dekaplah cita-cita itu, laksana engkau dekap sepenuh kasih bayi yang telah dilahirkan isterimu, yang engkau telah bertahun-tahun menantikannya. Peliharalah cita-cita itu sepenuh kasih dan cinta, maka Insya Allah, segala apa yang ada di penjuru langit dan bumi akan berdoa untukmu, agar dilapangkan-Nya jalan saat engkau dalam proses mewujudkannya.

jika Anda telah bercita-cita, dan terasa curam dan mendaki jalan untuk meraihnya, maka bersabarlah. Bersabarlah. Jika seribu langkah telah engkau tempuh, dan belum kelihatan cita-cita Anda akan teraih, maka bersabarlah. Siapa yang akan tahu, jika ternyata di langkah Anda yang ke 1001, di sanalah cita-cita Anda mewujud.

Terkait dengan cita-cita dan perjuangan meraihnya, ada dua kondisi yang bisa kita alami: berputus asa dari jalannya dan lari ke gelapnya gua untuk menjadi pecundang. Atau melakukan segala cara, meskipun jalan yang ditempuh jauh dari kebenaran. Tapi benarkah hanya dua kondisi ini yang harus kita alami? Tentu saja tidak!

Kondisi ketiga yang bisa kita lakukan, yaitu dengan tetap bersabar, segera bangkit dari keterpurukan, sembari terus mencari jalan yang tepat, baik dan benar, untuk mewujudkan segala apa yang kita cita-citakan.

Kalau sudah berbicara tentang cita-cita, maka rasanya saya hanya ingin menambahkan kalimat pembuka di atas:
"Gantungkan cita-citamu setinggi langit, karena hanya langitlah yang bisa membatasi cita-citamu itu!"


Digg Del.icio.us StumbleUpon Reddit RSS

{ 12 comments... read them below or add one }

Toni Blog mengatakan...

bingung sekarang ga kul lagi cita2 apa jadi ga tahu :D

Anonim mengatakan...

Cita-citaku masa kecil ternyata nggak kesampaian..kayaknya tidak hanya cita-cita saja yang perlu tapi bimbingan dan niat :)

Anonim mengatakan...

@ Tony
klo saya punya cita2 ingin menjadi seperti mas Tony: seorang internet bussinessman!
mohon bimbingannya, Suhu Tony :)

@ Kanoko
Sama, Kanoko. Saya juga mengalami itu. Tapi cita-cita bermetamorfosa menjadi bentuk lain. Contohnya: blog ini, menjadi bentuk lain dari cita2 yang tidak (belum) terwujud.
Selain cita-cita, memang kita butuh bimbingan dan niat.

Anonim mengatakan...

Quote: "Gantungkan cita-citamu setinggi langit, karena hanya langitlah yang bisa membatasi cita-citamu itu!"

Wah berarti harapan itu tanpa batas ya mas??,,, hmmm hebat... hehehhe

Anonim mengatakan...

@ Leoslab
Bisa kita artikan lain juga, mas Leo:
Selama nafas masih dikandung badan, bumi terpijak, langit 'tergantung' di atas sana, selama itu pula cita-cita perlu terus kita tanamkan dan wujudkan.

Anonim mengatakan...

Yang lebih penting adalah bagaimana kita melalui proses menuju pencapaian cita-cita.

Bila cita-cita kesampaian dengan cara yang tidak baik, nurani lah yang bicara.

Imnoval mengatakan...

iya bang saya ingin menggantungakn tinggi-tinggi nih cita-cita saya :D

Anonim mengatakan...

Seandainya, setinggi langit tidak tercapai, minimal menggantungkan cita-citanya setinggi langit-langit aja kali yee..:)

Anonim mengatakan...

@ Abdal Malik
Betul cak Malik. Kemenangan terasa indah bilamana diperoleh melalui perjuangan yang baik.

@ Pencuri Kode
Mari kita bercita-cita, kang Noval.

@ Nugraha
wakakakakakkkk. boleh2 saja begitu kang Nugraha. Temen saya aja dl "menempelkan" cita-citanya di tembok samping tempat tidurnya. :)

Anonim mengatakan...

Saya juga punya cita2 tinggi...
masih banyak yang harus dikejar, masih banyak yang harus dipelajari, jangan berhenti belajar, kata Mas Ecko, ternyata dia yang ngajarin John Cow :)
*hihi promosi posting*

Anonim mengatakan...

@ BlogicThink
Siip, harus itu!!!
banyak yang harus dipelajari dan dikejar. So, jangan lupa untuk tetap fokus pada tujuan, untuk apa kita belajar: Cita-cita itu, tentunya.

Anonim mengatakan...

cita-citaku menjadi pilot , tpi aku gg yakin klo itu bsa trcapai !

Posting Komentar

Terima kasih atas kunjungan Sobat Blogger semua. Komentar Anda, mempermudah saya berkunjung balik.
So, silahkan isi lengkap URL Anda dengan format http://www.domainAnda.com.
Matur nuwun.